Paragraf/ Alinea
A.
Definisi
Paragraf atau Alinea
Paragraf
atau alinea merupakan bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu
ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Namun, pengertian
paragraf yang mendasar dapat berupa karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf.
Paragraf
dapat pula didefinisikan sebagai satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa
kalimat yang tersusun secara runtut,logis, dalam satu kesatuan ide yang
tersususun secara lengkap,utuh dan padu.
Menurut
Rofi’udin (1998) paragraf dapat diamati dari dua segi, yakni segi isi dan segi
struktur. Segi isi, Paragraf merupakan suatu pernyataan tentang suatu pokok
pikiran atau ide pokok yang dikemukakan secara utuh dan lengkap. Segi struktur,
paragraf merupakan sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan dirangkaikan
dalam urutan yang teratur dan jelas.
Dari beberapa
pengertian diatas dapat disederhanakan bahwa paragraf sebagai suatu susunan
kalimat yang berhubungan antara kalimat satu dengan kalimat lain yang
menyajikan pikiran pokok (ide pokok).[1]
B.
Jenis
– Jenis Paragraf
Macam
–macam paragraf atau alinea berdasarkan
letak kalimat utamanya.
1. Deduktif
: kalimat utama atau gagasan pokok pikiran berada di awal alinea. Contoh :
Beberapa
tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”.
Belajarlah mulai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan
soal. Hal ini dapt dilakukan dengan cara menjawab soal-soal dibuku kumpulan
soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari
dibuku.
2. Induktif
: kalimat utama atau ide pokok berada di akhir paragraf. Contoh :
Dengan berkembangnya teknologi
komunikasi melalui televisi, waktu anak-anak membaca buku sangat berkurang.
Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa televisi menyala rata-rata selama
tujuh seperempat jam setiap hari. Padahal seorang dokter spesialis anak dan
pakar peneliti dalam bidang perkembangan anak dari Universitas Harvard, dr. Berry
Brazelton, mengemukakan bahwa satu jam merupakan batas menonnton maksimal bagi
anak-anak usia lima sampai enam tahun. Lebih dari satu jam, tayangan-tayangan
televisi menjadi semacam racun yang mereduksi kemampuan daya nalar dan
kemampuan berpikir kritis dan ilmiah. Oleh karena itu, hal yang sangat diperlukan
dalam membaca buku, selain ketersediaan buku, ialah waktu.
3. Deduktif-Induktif
(campuran) : kalimat utama atu ide pokok berada di awal dan akhir paragraf.
Contoh :
Saat ini
Indonesia sedang berusaha membangkitkan perekonomiannya. Banyak usaha yang dilakukan, mulai dari menekan jumlah
barang import yang mengalahkan pemakaian barang lokal. Pemerintah juga
meluaskan lapangan pekerjaan, agar sumber daya manusia (SDM) dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk pembangunan Negara. Bagia pelaku korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) yang sangat merugikan perekonomian Negara tentunya akan
diberikan sanksi tegas. Karna yang kita ketahui Indonesia terpuruk akibat KKN
yang terjadi di segala institusi. Oleh karena itu, dengan usaha yang dilakukan
sekarang diharapkan Indonesia dapat membangkitkan perekonomiannya.
Macam
– macam paragraf atau alinea berdarkan isinya.
1. Paragraf
Narasi : Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa
sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu. Contoh :
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu
di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah
ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali
menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
2. Paragraf
Argumentasi : mengungkapkan
ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta. Contoh :
Sebagian
anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton
(1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan
untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya
anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak
sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang
kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga
semakin terlihat di mana-mana.
3. Paragraf
Deskripsi : Menggambarkan
sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil sehingga tampak seolah-olah
pembaca melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri. Contoh :
Gadis itu menatap Doni dengan
seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya,
karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga
melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan
pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip
yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4.
Paragraf Eksposisi : Menjelaskan atau memaparkan tentang
sesuatu dengan tujuan memberi informasi (menambah wawasan). Contoh:
Para pedagang daging sapi di
pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging
ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70
persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.
5.
Paragraf
persuasi : Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat
sesuatu. Contoh :
Dalam diri setiap bangsa Indonesia
harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa
kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap
tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat,
kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan
demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling
mencintai.[2]
Macam – macam paragraf atau alinea
berdasarkan tujuannya.
1. Alinea
pembuka
Alinea
yang diletakkan pada awal wacana disebut alinea pembuka, apapun bentuk wacana
itu. Alinea pembuka ini disebut teras,lead atau intro. Mengingat letaknya,teras
di tunjukkan seagai pengantar gagasan si penulisnya. Rumusan alinea pembuka yang baik
akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya.
Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah
wacana atau karangan.
Contoh : Sore itu, di tepi jalan depan stasiun poma bensin di warung Buncit,
Mampang, Jakarta Selatan ,sesosok mayat pria muda tampak terbujur. Bajunya
koyak-moyak. Wajahnya lebam seolah habis dipukuli. Dan, matanya yang setengah
terbuka masih memancarkan kebencian yang dalam,entah karena apa. Sebuah dompet
yang telah kosong tergeletak disisinya.
2.
Alinea isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok
beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu,
alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan.
Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian
ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan
sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis. Ada beberapa pola
penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang dapat
dijadikan pedoman, yaitu :
Pola
Urutan Waktu : Dalam pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya
secara kronologis.
Pola Runtutan Tingkat : Dalam pola urutan tingkat, penulis
mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah sampai dengan yang tertinggi,
dari kecil sampai dengan yang besar, dan sebagainya.
Pola Urutan Apresiatif : Pada pola urutan apresiatif.
Penulis mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi, salah
benar, berguna tidak berguna, dan sebagainya
Pola Urutan Tempat : Dalam pola urutan tempat, penulis
mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya
dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan, dan sebagainya.
Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan tingkat
pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang penting sampai
tempat yang kurang penting.
Pola Urutan Klimaks : Pola urutan klimaks ini hampir sama
dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini
terkandung adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan
tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis
mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin meningkat
intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens.
Pola
Urutan Antikimaks : Pola urutan antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola
urutan klimaks. Jadi, pola urutan antiklimaks ini berangkat dari suatu yang
paling intens menuju ke yang intens sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita
rekaan (novel, cerpen, drama), klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada
puncaknya menuju ke antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
Pola Urutan Khusus Umum : Dalam pola urutan khusus ke umum
ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu hal yang khusus,
kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya.
Pola Urutan Sebab – Akibat : Dalam pola urutan ini, penulis
mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat dari
pernyataan itu.
Pola Urutan Tanya – Jawab : Dalam pola urutan tanya- jawab
ini, penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk pertanyaan,
kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
3. Alinea
penutup
Dalam
menutup tulisan,upayakan pula agar mengesankan pembaca. Upayakanlah jangan
berpnjang lebar dalam membuat alinea penutup. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang
dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Alinea ini merupakan
kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan
sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang
benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas
untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak
terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup
harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Paragraf penutup biasanya berisi
simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai
hal-hal yang dianggap penting.[3]
C.
Syarat
Paragraf atau Alinea
Syarat paragraf atau alinea yang baik
sebagai berikut :
a. Kesatuan
yaitu semua kalimat dalam paragraf itu
secara bersama-sama mendukung satu ide atau gagasan pokok. Jadi, tidak
boleh ada kalimat sumbang atau menyimpang dari pikiran utamanya.
b. Kepaduan
Kekompakan
hubungan atau koherensi antara satu kalimat lainnya di dalam sebuah alinea
terwujud dalam kepaduannya. Kepaduan ini tercermin pada urutan-urutan pikiran
yang teratur,tidak meloncat-loncat dan tidak membingungkan pembaca.
c. Kelengkapan
Jika
kalimat topik atau kalimat utama ditopang dan dikembangkan oleh kalimat-kalimat
berikutnya secara jelas,berarti kalimat topic tersebut dianggap lengkap.[4]
D.
Fungsi
Paragraf atau Alinea
a. Mengekspresikan
gagsan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan kedalam
serngkaian kalimat yng tersusun secara logis dalam satu kesatuan
b. Menandai
peralihan (pergantian gagasan baru bagi karngn yng terdiri beberapa paragraf,
ganti paragraf berarti ganti pokok
pikiran )
c. Memudahkan
pengorganisasian gagsan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya
d. Memudahkan
mengembangkan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih
kecil
e. Memudahkan
pengendalian variabel terutama karngan yang terdiri atas beberapa variabel.[5]
E.
Unsur
yang Terkandung pada Alinea atau Paragraf
Alinea
adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan
oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya
kepada para pembaca.Supaya pikiran tersebut dapat diterima oleh pembaca,alinea
harus tersusun secara logis-sistematis.Alat bantu untuk menciptakan susunan
logis-sistematis itu adalah unsur-unsur penyusun alinea,seperti transisi
(transition),kalimat topik (topic sentence),kalimat pengembang (development
sentence),dan kalimat penegas.
a. Transisi
Transisi berrti
penghubung.,yakni dalam pragraf hendaknya mempunyai kata transisi. Penggunaan
kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat
menjadi padu,menyatu, dan utuh.
a. Kalimat
Utama atau Kalimat Topik
merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat
utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama
itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
b. Kalimat
penjelas
merupakan
kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas
merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.[6]
Post A Comment:
0 comments: